TOPMEDIA - Di media sosial, beredar video dua orang pria membawa spanduk bertuliskan "Stop Pembangunan PLTU Baru".
Aksi tersebut berlangsung saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Adaro Energy Indonesia Tbk.
Setelah diketahui, ternyata kedua orang itu merupakan pemegang saham yang menolak rencana pembangunan PLTU batu bara baru di Kalimantan Utara, Indonesia.
Baca Juga: Tergetkan 7 Kursi, PKB Kota Serang Serahkan Pendaftaran 45 Bacaleg Ke KPU Kota Serang
Namun, dalam video tersebut akhirnya kedua pria tersebut digiring keluar dari ruangan rapat.
Menanggapi kejadian tersebut, Febriati Nadira selaku Head of Corporate Communication Adaro yang dikutip oleh TOPmedia.co.id dari akun instagram @bigalphaid, mengatakan pihaknya menghargai kebebasan setiap orang untuk mengemukakan pendapat.
Adaro berencana untuk melakukan transisi energi dengan mengembangkan usahanya di bidang mineral hijau dan energi terbarukan dan mengangkat tema "Transforming Into A Bigger and Greener Adaro".
Namun, hingga kini perusahaan itu masih mengandalkan bisnis batu baranya.
Produksi batu bara Adaro meningkat hampir 20 persen, di mana pada tahun 2022 mereka memproduksi 62,8 juta ton batu bara.
Sedangkan pada 2021 mereka memproduksi 52,7 juta ton batu bara.
Baca Juga: Sosok Muda Bacaleg Partai Gerindra Kota Serang Dapil Serang 1, Inilah Sederet Program Wawan Gunawan
Bahkan, di tahun 2023 ini Adaro menargetkan kenaikan produksi batu baranya.
Selain itu, rencana pembangunan PLTU baru di Kalimantan Utara juga bertolak belakang dengan rencana transisi energi Adaro.
PLTU baru ini dibangun sebagai penyedia listrik untuk suatu fasilitas industri, yaitu smelter aluminium yang memiliki kebutuhan dasar 1,1 gigawatt (GW).