TOPMEDIA – Penumpasan Ka ab al Asyraf terjadi pada 24 Rabiul Awal, 25 bulan setelah Nabi hijrah ke Madinah. Ka ab bin al Asyraf adalah salah seorang pemimpin Yahudi yang memusuhi Nabi Muhammad S.A.W dan kaum Muslimin.
Ka ab al Asyraf adalah seorang provokator. Penyulut kebencian dan peperangan. Ia menyerang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat dengan syairnya.
Ka ab al Asyraf menggelorakan semangat orang-orang untuk berperang menghadapi Nabi Muhammad SAW.
Baca Juga: Kisah Kebersamaan Ummu Aiman Sebagai Pengasuh Rasulullah
Ketika kaum muslimin pulang ke Madinah dengan membawa kemenangan dari Perang Badar, Ka ab al Asyraf berkata, “(kalau tetap tinggal di sini) Sekarang, bagian bawah bumi lebih baik dari bagian atasnya.”
Lalu Ka ab al Asyraf berangkat ke Mekah. Ia tangisi kematian pembesar Quraisy. Kemudian dengan syairnya, ia memotivasi mereka untuk membalas dendam.
Setelah itu Ka ab al Asyraf kembali ke Madinah. Rasulullah berdoa, “Ya Allah, balaslah Ibnu al-Asyraf dengan cara yang kau kehendaki. Karena dia telah nyata-nyata menebar keburukan dengan hasutan dan syairnya (Ibnu Saad: ath-Thabaqat al-Kubra, 2/32).
Baca Juga: Kisah Nabi Muhammad SAW Menempuh Perjalanan Menuju Kota Yatsrib
Al-Bukhari meriwayatkan dengan sanadnya dari Jabir bin Abdullah radhiallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa yang mau mengatasi Kaab al-Asyraf? Dia telah menyakiti Allah dan Rasul-Nya”?
Lalu Muhammad bin Maslamah berdiri dan berkata, “Wahai Rasulullah, apakah yang Anda maksud adalah membunuhnya”?
“Kalau begitu, izinkan aku untuk menyampaikan satu hal”, sambung Muhammad bin Maslamah.
Rasulullah mengatakan, “Silahkan.”
Kemudian Muhammad bin Maslamah menemui Ka ab al Asyraf untuk mengecohnya. Ia berkata, “Laki-laki itu (Nabi Muhammad SAW) meminta kami upeti dan dia sangat memberatkan kami.
Kedatanganku ini dalam rangka memohon padamu.” Ka ab al Asyraf menjawab, “Rupanya kau telah bosan dengannya.”
Baca Juga: Kisah Hafshah binti Umar Bin Khathab, Cobaan dan Ganjaran Untuk Perempuan Mulia