milenial

Makan Bergizi Gratis Masih Banyak Pakai Produk Impor, Ini Upaya Kemendiktisaintek untuk Mengatasinya

Selasa, 18 Februari 2025 | 14:00 WIB
Kontroversi Penghentian Program Makan Bergizi Gratis di Sumenep: Apa yang Sebenarnya Terjadi? (Pexels/Roy Renomeron)

TOPMEDIA - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan salah satu inisiatif pemerintah untuk meningkatkan gizi masyarakat.

Namun, program ini masih mengandalkan produk impor, terutama dalam hal alat penyimpanan dan pengolahan makanan.

Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan (Risbang) Kemendikti Saintek, Fauzan Adziman, menegaskan perlunya inovasi dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan pada produk luar negeri.

Ketergantungan Program MBG pada Produk Impor

Fauzan menyatakan bahwa banyak produk yang digunakan dalam program MBG masih berasal dari luar negeri.

"Kita berdiskusi bagaimana riset dan pengembangan membantu program makan bergizi gratis. Karena banyak produk yang dipakai di MBG masih produk impor," ujarnya dalam pertemuan di Kantor Kemendikti Saintek, Jakarta, Selasa 11 Februari 2025.

Baca Juga: Buat yang Rindu Pulang Kampung, AHM Buka Pendaftaran Mudik dan Balik Bareng Honda 2025

Dua komponen utama yang biasanya diimpor adalah alat penyimpanan makanan dan peralatan pengolahan makanan.

Untuk mengatasi hal ini, pihaknya mulai mengidentifikasi komponen dari mesin dan alat dapur yang dapat dikembangkan di dalam negeri.

Fauzan menekankan bahwa riset dan pengembangan harus membangun ekosistem yang memungkinkan perguruan tinggi dan UMKM berkolaborasi dalam menciptakan produk lokal.

Dua Pilar Utama dalam Kebijakan Riset dan Pengembangan

Menurut Fauzan, kebijakan riset dan pengembangan di Indonesia berfokus pada dua pilar utama:

1. Peningkatan Kualitas Publikasi Ilmiah

Meskipun jumlah publikasi ilmiah di Indonesia terus meningkat, kualitasnya masih perlu ditingkatkan agar lebih berdampak dalam dunia akademik dan industri.

Halaman:

Tags

Terkini