Penulis : Yuke Julian (Mahasiswa Hukum Unpam PKSDU Serang).
TOPMEDIA.CO.ID - Wawasan Nusantara, sebagai pandangan geopolitik dan sosio-kultural, menekankan pentingnya kesatuan dan kesetaraan dalam keragaman wilayah Indonesia. Salah satu contoh kasus yang relevan dengan konsep ini adalah pembangunan infrastruktur di wilayah Papua.
Selama bertahun-tahun, Papua kerap dianggap tertinggal dibandingkan dengan wilayah lain di Indonesia. Ketimpangan ini menjadi tantangan serius dalam upaya mewujudkan Wawasan Nusantara.
Pembangunan jalan trans-Papua adalah langkah nyata pemerintah untuk mengimplementasikan Wawasan Nusantara.
Baca Juga: Tantangan Nilai-nilai Pancasila di Era Modern
Jalan ini tidak hanya bertujuan untuk membuka akses dan menghubungkan daerah-daerah terpencil di Papua, tetapi juga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat melalui kemudahan transportasi dan distribusi barang. Dengan adanya infrastruktur yang memadai, diharapkan roda perekonomian di Papua bisa berputar lebih cepat, memberikan peluang yang lebih besar bagi masyarakat lokal untuk berkembang.
Namun, pembangunan infrastruktur di Papua tidak serta merta menyelesaikan semua masalah. Tantangan sosial dan budaya, termasuk penyesuaian dengan masyarakat adat dan menjaga kelestarian lingkungan, perlu mendapatkan perhatian serius. Wawasan Nusantara menuntut adanya keseimbangan antara pembangunan fisik dan penghormatan terhadap kearifan lokal. Pemerintah harus terus berdialog dengan masyarakat Papua, memastikan bahwa pembangunan yang dilakukan benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi mereka.
Di sisi lain, implementasi Wawasan Nusantara di Papua juga berperan penting dalam menjaga kedaulatan dan keamanan nasional. Papua memiliki potensi sumber daya alam yang besar dan posisinya yang strategis. Dengan memperkuat infrastruktur dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pemerintah tidak hanya membangun fisik wilayah, tetapi juga membangun rasa cinta dan kebanggaan masyarakat Papua terhadap Indonesia. Hal ini akan memperkuat integrasi nasional dan mencegah potensi disintegrasi yang bisa muncul akibat ketidakpuasan atau ketimpangan pembangunan.
Baca Juga: Implementasi Nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari di Era Modern
Secara keseluruhan, kasus pembangunan di Papua menggambarkan bagaimana Wawasan Nusantara harus diterapkan dengan pendekatan yang holistik. Pembangunan fisik harus seiring dengan pembangunan sosial dan budaya, serta dilakukan dengan penuh kesadaran terhadap keberagaman yang ada. Hanya dengan demikian, Wawasan Nusantara benar-benar dapat menjadi landasan yang kuat untuk mencapai Indonesia yang adil, makmur, dan bersatu.***