TOPMEDIA - Katanya Sigale-gale udah dijadikan ritual dan kesenian orang Batak sejak 400 tahun yang lalu, Guys!
Masyarakat Batak meyakini kalau orang yang meninggal tanpa keturunan merupakan sebuah kutukan.
Makanya, Sigale-gale juga digunakan sebagai salah satu ritual untuk menghindari mate punu (kutukan) agar tidak menyebar khususnya di daerah Samosir.
Baca Juga: Yuk, Intip Mitos Dibalik Keindahan Danau Toba! Ada Ikan Mas Raksasa Hingga Batu Gantung Menangis
Meskipun banyak cerita mistis dibaliknya, ritual kesenian Sigale-gale punya makna luhur yang tinggi, loh!
Kebudayaan itu meliputi nilai kekerabatan, memiliki keturunan, status sosial, dan harta.
Menurut Sobat TOPmedia, Sigale-gale beneran bisa menangis dan menari sendiri nggak sih?
Baca Juga: Wentira, Kota Mistis dan Gaib di Pulau Sulawesi! Wisatawan Dilarang Menggunakan Baju Warna Kuning
Berkisah dari putra raja daerah Samosir, bernama Manggale, yang meninggal di medan perang saat berusaha merebut daerah kekuasaannya.
Sang raja jatuh sakit karena tidak bisa menerima kematian putranya yang juga satu-satunya pewaris kerajaan.
Penasehat raja kemudian memanggil Datu untuk membuat patung kayu yang mirip dengan Manggale dan memanggil arwah Manggale ke dalam patung hingga menari.
Akhirnya, setelah melihat patung itu, raja langsung sembuh dan dapat memimpin kerajaan kembali.
Semenjak itu Sigale-gale digunakan untuk upacara kematian di daerah Samosir dengan iringan gondang sabangunan dan diikuti Tarian Tor Tor.
Upacara ini dilakukan untuk mengantarkan arwah orang yang meninggal tersebut.