Hati-Hati Penyusutan Otak, Kenali Gejala dan Penyebabnya!

photo author
- Jumat, 22 Januari 2021 | 17:27 WIB

 

TOPmedia – Otak manusia terdiri dari berbagai sel saraf yang terhubung yang berfungsi mengatur organ tubuh. Fungsi ini sangat bergantung pada sel saraf otak atau neuron yang saling terhubung. Nah, ketika neuron ataupun sambungan antar neuron mengalami kerusakan atau bahkan hilang, maka otak dapat menyusut dan berubah bentuk. Kondisi ini disebut sebagai atrofi otak, yang dapat berujung pada gangguan kognitif serius, seperti demensia.

Apa itu atrofi otak?

Atrofi otak adalah kondisi rusak atau hilangnya sel otak dan sambungan antar sel otak secara berkelanjutan. Hilangnya sel dan jaringan neuron otak menyebabkan ukuran otak menciut, sehingga lebih kecil daripada ukuran aslinya. Hal tersebut dapat terjadi secara menyeluruh (general) yang menyebabkan otak dapat tampak benar-benar kempis menyusut. 

Kondisi ini cenderung terjadi dalam waktu yang lama. Atrofi otak juga umumnya mendahului atau hadir sebagai gejala berbagai penyakit pada otak seiring waktu.

Namun, kondisi ini bisa juga hanya terjadi pada area otak tertentu (focal) sehingga menyebabkan seseorang dapat kehilangan fungsi organ yang terhubung dengan area otak tersebut dan mengalami atrofi.

Jika kedua lobus otak besar mengalami penyusutan, maka fungsi pikiran sadar, seperti emosi, perasaan, kesadaran dan persepsi dapat terganggu. Begitu pula berbagai fungsi bawah sadar, seperti menggerakan otot, respons terhadap stimulus dan kemampuan mengambil keputusan pada akhirnya juga ikut terganggu.

Apa saja gejala atrofi otak?

Kondisi ini dapat ditandai dengan berbagai penyakit otak, terutama:

Demensia

Demensia ditandai dengan penurunan kemampuan memori dan fungsi inteligensia secara perlahan. Hal ini juga dapat mengganggu kemampuan untuk bekerja dan berinteraksi sosial secara signifikan.

Penyusutan ukuran otak pada demensia menyebabkan penderitanya mengalami gangguan orientasi, kesulitan untuk belajar dan berpikir abstrak, kesulitan mengenali ruang, serta gangguan fungsi eksekutif seperti pengambilan keputusan, mengatur dan mengurutkan benda.

Kejang

Gejala lain yang mungkin muncul saat seseorang mengalami kondisi ini adalah kejang. Gejala ini bisa muncul dalam berbagai tanda, seperti disorientasi, gerakan berulang, kehilangan kesadaran, dan konvulsi atau proses kontraksi dan relaksasi otot yang sangat cepat. 

Aphasia

Aphasia merupakan gangguan yang menyebabkan seseorang kesulitan untuk berkomunikasi, terutama gangguan dalam berbicara dan memahami suatu bahasa.

Aphasia dapat bersifat reseptif yaitu kesulitan untuk memahami percakapan dan ekspresif. Artinya, orang yang mengalami gejala ini akan kesulitan dalam menentukan pemilihan kalimat dan kesulitan untuk mengatakan kalimat atau frasa yang utuh.

Penyebab dan faktor risiko dari atrofi otak

Progres dari pemulihan atrofi otak biasanya ditentukan oleh penyebab dari kondisi itu sendiri. Berikut ini adalah beberapa kondisi medis yang mungkin menjadi penyebab terjadinya atrofi otak, seperti: 

1. Stroke

Stroke terjadi saat aliran darah menuju ke otak terganggu atau berkurang. Hal ini mencegah jaringan otak mendapatkan oksigen dan nutrisi sesuai dengan kebutuhan. Pada saat itu, sel-sel otak akan mati dalam hitungan menit. 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Administrator

Tags

X