Rasulullah SAW Pernah Menangis Karena 5 Hal Ini, Yang Terakhir Ada Kaitanya Dengan Kita?

photo author
- Jumat, 4 Juni 2021 | 10:02 WIB

TOPmedia – Setiap manusia tentu pernah menangis. Itu merupakan sunatullah. Menangis sebagai reaksi psikologis yang dialami seseorang merespon hal-hal yang menyentuh keadaan jiwanya. Begitupun Rasulullah SAW pernah disaksikan para sahabat menangis. 

Meski begitu, menangisnya Rasulullah tidak seperti kita. Tangis Rasulullah mempunyai makna dalam. Bahkan tidak seperti manusia pada umumnya yang biasa menangis karena hal remeh temeh, hanya hal-hal besar dan penuh makna mendalam yang membuat Rasulullah menangis. Berikut beberapa hal yang membuat Rasul menangis?

Pertama, Rasulullah menangis karena takut pada Allah. Salah satu sebab utama yang membuat Rasulullah menangis adalah yang berkaitan pada turunnya rahmat dan ampunan dari dosa-dosa. Rasulullah banyak menangis karena takut kepada Allah. 

Rasulullah menangis dalam sholat malam. Sahabat Bilal bin Rabah pernah melihat janggut Rasulullah yang mulia basah oleh air mata, kemudian Bilal berkata, “Ya Rasulullah mengapa Engkau menangis ketika Allah SWT mengampunimu atas segala apa yang telah lalu dan apa yang akan datang. Rasulullah menjawab, “Apakah saya harus tidak menjadi hamba yang bersyukur? Sebuah ayat turun padaku malam ini, dan celakalah bagi orang yang tak membaca dan mentafakurinya. yaitu ayat: Ø¥ÙÙ†ÙŽÙ‘ فِي خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ

Kedua, Rasulullah juga menangis dalam sholatnya dan saat mendengar Alquran. Rasulullah sering meminta Abdullah bin Masud membacakan ayat-ayat Alquran. Ketika Ibnu Masud sampai pada surat An Nisa 41:

فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِن كُلِّ أُمَّةٍۭ بِشَهِيدٍ وَجِئْنَا بِكَ عَلَىٰ هَٰٓؤُلَآءِ شَهِيدًا seketika, Rasulullah meneteskan air mata. 

Ketiga, Rasulullah menangis karena kehilangan orang-orang yang dicintainya. Putri Rasulullah SAW, Ummu Kultsum jatuh sakit. Dia merasakan kematiannya telah dekat dan ia tetap berada di tempat tidurnya. Ummu Kultsum tak pernah berhenti berzikir. Hingga pada pagi hari, Aisyah datang menemuinya. Dia mendapati Ummu Kultsum tengah berjuang di akhir hayatnya. Kabar itu pun disampaikan pada Rasulullah dan Utsman bin Affan.  

Saat Rasulullah tiba, putrinya itu berada pada saat-saat terakhirnya. Air mata Rasulullah menetes dari matanya. Ketika itu, Ummu Kultsum wafat. 

Asma binti Umais, Shafiyah binti Abdul Muthalib, Ummu Atiyah Al Anshari dan Rasulullah SAW memandikan jasad Ummu Kultsum. Kemudian jasad Ummu Kultsum dibawa ke Kompleks Pemakaman Baqi dan dimakamkan di sana. Rasulullah ridha dengan takdir Allah SWT. Beliau berduka dengan kehilangan putrinya. Namun Rasulullah sabar. Peristiwanya itu terjadi pada Syaban tahun kesembilan Hijriyah. 

Dan Rasulullah juga menangis sampai orang-orang di sekitarnya pun ikut menangis ketika Rasulullah mengunjungi makam ibunya. Rasulullah juga menangis ketika putranya yakni Ibrahim meninggal.

Keempat, Rasulullah menangis karena sahabatnya syahid. Rasulullah bersedih ketika para sahabatnya syahid dalam Perang Uhud termasuk pamannya Hamzah bin Abdul Muthalib. Rasulullah menangis dan sangat sedih karena kehilangan mereka.

Begitupun ketika orang-orang Yahudi dari Bani Quraidzah melanggar perjanjian. Dalam peristiwa pengepungan Bani Quraidzah selama dua puluh lima malam, sahabat Saad bin Muadz terluka.

Kondisinya pun terus memburuk hingga kemudian dia wafat. Rasulullah dan para sahabat lainnya pun berduka. Ibu Saad bin Muadz pun berduka atas kepergian putranya. Rasulullah kemudian berkata bahwa Allah memuliakan Saad, Allah memberikan derajat tinggi untuknya dan tujuh puluh ribu malaikat mengahdiri pemakamannya. 

Kelima, Rasulullah menangis untuk umatnya. Abdullah bin Amr bin Al Aas meriwayatkan nabi SAW membaca  apa yang Allah SWT firmankan tentang Ibrahim:

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

X