TOPmedia - Fenomena tidur telah dijelaskan lewat banyak ayat dalam Alquran. Di antaranya, yakni QS Az-Zumar ayat 42.
اللَّه٠يَتَوَÙÙ‘ÙŽÙ‰ الْأَنْÙÙØ³ÙŽ ØÙينَ مَوْتÙهَا وَالَّتÙÙŠ لَمْ ØªÙŽÙ…ÙØªÙ’ ÙÙÙŠ مَنَامÙهَا Û– ÙÙŽÙŠÙمْسÙك٠الَّتÙÙŠ قَضَىٰ عَلَيْهَا الْمَوْتَ ÙˆÙŽÙŠÙØ±Ù’سÙÙ„Ù Ø§Ù„Ù’Ø£ÙØ®Ù’رَىٰ Ø¥Ùلَىٰ Ø£ÙŽØ¬ÙŽÙ„Ù Ù…ÙØ³ÙŽÙ…ًّى Ûš Ø¥Ùنَّ ÙÙÙŠ ذَٰلÙÙƒÙŽ لَآيَات٠لÙقَوْم٠يَتَÙَكَّرÙونَ
“Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir.”
Saat masih menjabat sebagai Ketua Departemen Electrical and Electronic di British University, Dr Arthur J Alison pernah melakukan penelitian lewat alatalat elektronik tentang fenomena tidur dan mati. Hasil riset selama enam tahun ini menjelaskan, memang ada sesuatu yang keluar dari tubuh manusia ketika tidur dan masuk kembali ketika terbangun.
Namun, untuk orang mati, sesuatu itu tidak kembali. 'Sesuatu' yang terdeteksi oleh alat elektronik Dokter Alison boleh jadi merupakan roh yang dijelaskan Alquran.
Karena itu, tidur dapat direnungkan sebagai simulasi mati. Baik dalam tidur maupun mati, roh samasama pergi dari tubuh manusia. Namun, perbedaannya ada di pengembalian. Ketika roh tidak dikembalikan maka dipastikan kita akan mati. Jika suratan itu terjadi, roh yang berada di genggaman Allah SWT akan masuk ke alam barzakh dan tidak kembali ke alam dunia.
Menjadi wajar saat Rasulullah SAW memberi contoh untuk membaca doa, yang seolah menyiapkan mati saat menjelang tidur.
Ø¨ÙØ§Ø³Ù’Ù…ÙÙƒÙŽ اللَّهÙمَّ Ø£ÙŽØÙ’يَا ÙˆÙŽØ¨ÙØ§Ø³Ù’Ù…ÙÙƒÙŽ Ø£ÙŽÙ…Ùوت٠"Dengan namaMu Ya Allah aku hidup dan (dengan namaMu) aku mati."
Lantas, saat terbangun, kita diajarkan untuk membaca doa yang bermakna rasa syukur setelah dapat hidup kembali.
الْØÙŽÙ…ْد٠لÙلَّه٠الَّذÙÙŠ Ø£ÙŽØÙ’يَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا ÙˆÙŽØ¥ÙÙ„ÙŽÙŠÙ’Ù‡Ù Ø§Ù„Ù†Ù‘ÙØ´Ùور٠"Segala puji bagi Allah yang telah memberi kami hidup setelah mati dan hanya kepadaNya kami dikembalikan."
Rasulullah pun mencontohkan agar kita menyiapkan diri untuk tidur, seperti kita hendak menghadap Sang Pencipta. Mengambil wudhu sebelum tidur adalah salah satu sunah yang diajarkan Nabi kepada kita. Rasulullah SAW bersabda sebagaimana riwayat dari Abdulllah bin Umar RA:
عَن٠ابْن٠عÙمَرَ رضي الله عنهما ØŒ عَن٠النَّبÙيّ٠صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ قَالَ : مَنْ بَاتَ Ø·ÙŽØ§Ù‡ÙØ±Ù‹Ø§ بَاتَ ÙÙÙŠ Ø´ÙØ¹ÙŽØ§Ø±Ùه٠الْمَلَك٠لَا ÙŠÙŽØ³Ù’ØªÙŽÙŠÙ’Ù‚ÙØ¸Ù سَاعَةً Ù…Ùنْ لَيْل٠إÙلَّا قَالَ الْمَلَك٠: اللَّهÙمَّ اغْÙÙØ±Ù’ Ù„ÙØ¹ÙŽØ¨Ù’دÙÙƒÙŽ ÙÙلَان٠، ÙÙŽØ¥Ùنَّه٠بَاتَ Ø·ÙŽØ§Ù‡ÙØ±Ù‹Ø§
"Barang siapa tidur di malam hari dalam keadaan suci (berwudhu') maka malaikat akan tetap mengikuti, lalu ketika ia bangun niscaya Malaikat itu akan berucap, 'Ya Allah ampunilah hamba-Mu si fulan, karena ia tidur di malam hari dalam keadaan selalu suci'." (HR Ibnu Hibban dari Ibnu Umar ra).
Tak hanya itu, Rasulullah kerap juga mendoakan orang yang mati saat tidur dalam keadaan berwudhu. Hal ini juga ditulis dalam kitab Tanqih al-Qand al-Hatsis karangan Syekh Muhamad bin Umar an-Nawawi al-Mantany. Dari Umar bin Harits bahwa Nabi bersabda: