Inilah Wasiat Terakhir Yang Diucapkan Rasulullah SAW Menjelang Wafat, Jangan Tinggalkan!

photo author
- Selasa, 17 November 2020 | 10:01 WIB
(Foto:Net)
(Foto:Net)

TOPmedia - Akhir hidup Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat sahabat mendirikan shalat berjamaah

Musibah paling besar yang menimpa umat ini adalah musibah wafatnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah Ta’ala memberikan nikmat kepada umat ini dengan mengutus beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang memberikan petunjuk jalan menuju surga dan menuntun umat ini menuju kemuliaan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah imam (pemimpin) dalam semua kebaikan. Allah Ta’ala berfirman,

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيراً

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab [33]: 21)

Dalam ungkapan tersebut, terdapat banyak nasihat dan pelajaran yang selayaknya untuk diperhatikan. Di antara yang paling penting adalah yang berkaitan dengan masalah shalat dan kedudukannya dalam Islam.

Shalat terakhir yang dikerjakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama para sahabat adalah shalat zhuhur pada hari Kamis. Setelah itu, sakit beliau bertambah parah dan selama tiga hari berikutnya beliau tidak mampu keluar rumah untuk shalat berjamaah, yaitu hari Jum’at, Sabtu, dan Ahad. Yang menggantikan posisi beliau sebagai imam shalat bagi kaum muslimin adalah sahabat Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu.

Di waktu fajar hari Senin, hari ketika beliau wafat, beliau membuka jendela kamarnya untuk melihat para sahabatnya dengan tatapan mata perpisahan. Betapa besarnya perpisahan yang terjadi pada hari itu. Dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata,

أَنَّ أَبَا بَكْرٍ كَانَ يُصَلِّي لَهُمْ فِي وَجَعِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الَّذِي تُوُفِّيَ فِيهِ، حَتَّى إِذَا كَانَ يَوْمُ الِاثْنَيْنِ وَهُمْ صُفُوفٌ فِي الصَّلاَةِ، فَكَشَفَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سِتْرَ الحُجْرَةِ يَنْظُرُ إِلَيْنَا وَهُوَ قَائِمٌ كَأَنَّ وَجْهَهُ وَرَقَةُ مُصْحَفٍ، ثُمَّ تَبَسَّمَ يَضْحَكُ، فَهَمَمْنَا أَنْ نَفْتَتِنَ مِنَ الفَرَحِ بِرُؤْيَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَنَكَصَ أَبُو بَكْرٍ عَلَى عَقِبَيْهِ لِيَصِلَ الصَّفَّ، وَظَنَّ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَارِجٌ إِلَى الصَّلاَةِ «ÙÙŽØ£ÙŽØ´ÙŽØ§Ø±ÙŽ Ø¥ÙÙ„ÙŽÙŠÙ’Ù†ÙŽØ§ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ أَتِمُّوا صَلاَتَكُمْ وَأَرْخَى السِّتْرَ فَتُوُفِّيَ مِنْ يَوْمِهِ

“Abu Bakar pernah mengimami mereka shalat di saat sakitnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang membawanya pada kewafatannya. Hingga pada suatu hari, pada hari Senin, saat orang-orang sudah berada pada barisan (shaf) shalat, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyingkap tabir kamar dan memandang ke arah kami sambil berdiri, sementara wajah beliau pucat seperti kertas. Beliau tersenyum dan tertawa. Hampir saja kami terkena fitnah (keluar dari barisan) karena sangat gembiranya melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Abu Bakar lalu berkeinginan untuk berbalik masuk ke dalam barisan shaf karena menduga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam akan keluar untuk shalat. Namun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi isyarat kepada kami agar, “Teruskanlah shalat kalian.” Setelah itu beliau menutup tabir dan wafat pada hari itu juga.” (HR. Bukhari no. 680 dan Muslim no. 419)

Renungkanlah hal ini, ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memandang para sahabatnya di masjid dengan tatapan mata perpisahan. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam memandang para sahabatnya dengan pandangan yang menyejukkan dan menyenangkan hati karena melihat para sahabatnya sedang mendirikan shalat. Memang, shalat adalah qurrota a’yun (penyenang hati) di sisi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah Ta’ala telah menjadikan akhir hidup beliau dengan melihat umatnya berkumpul di masjid di pagi hari mendirikan shalat jamaah. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam tersenyum dengan penuh kebahagiaan melihat umatnya mendirikan shalat jamaah, yang merupakan pemandangan yang menyejukkan dan menggembirakan hati beliau.

Shalat, di antara wasiat terakhir Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

Shalat juga menjadi wasiat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di akhir kehidupannya. Sebagaimana yang dikatakan oleh sahabat ‘Ali radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata,

الصَّلَاةَ الصَّلَاةَ، اتَّقُوا اللَّهَ فِيمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ

“Ucapan terakhir Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah, “(Kerjakanlah) shalat, (kerjakanlah) shalat. Dan takutlah kalian kepada Allah atas hak-hak hamba sahaya kalian.” (HR. Ahmad no. 585, Abu Daud no. 5156, dan Ibnu Majah no. 2698. Dinilai shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 4616)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

X