TOPmedia - Doa seorang hamba tidak selalu sampai kepada Allah subhanahu wa ta’ala karena terkadang ada hal-hal yang menghalanginya. Jika sebuah doa terhalang oleh sesuatu hal, maka pengabulannya oleh Allah menjadi kecil kemungkinannya hingga hal yang menghalangi tersebut diselesaikan terlebih dahulu. Namun demikian ada jenis doa yang langsung sampai kepada Allah sehingga mudah dikabulkan. Doa itu adalah doa yang dipanjatkan untuk orang lain tanpa kehadiran orang lain tersebut. Maksudnya doa itu dipanjatkan secara rahasia.
Hal tersebut sebagaimana dijelaskan oleh Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi al-Haddad dalam sebuah kitabnya berjudul Risâlatul Mu‘âwanah wal Mudhâharah wal Muwâzarah (Dar Al-Hawi, 1994, hal. 153) sebagai berikut:
ÙØ¥Ù† دعاء المسلم لأخيه بظهر الغيب مستجاب
Artinya: “Sesungguhnya doa seorang Muslim untuk saudaranya sesama Muslim di luar kehadirannya mudah dikabulkan.”
Jadi ketika pihak yang mendoakan merahasiakan doanya supaya tidak diketahui oleh pihak yang didoakan bahwa ia telah berdoa untuknya dengan doa-doa yang baik, maka doa seperti itu akan langsung sampai kepada Allah sehingga mudah dikabulkan.
Adapun alasan mengapa doa yang dipanjatkan tanpa kehadiran orang yang didoakan mudah dikabulkan oleh Allah adalah sebagai berikut:
Pertama, karena doa seperti itu diamini oleh malaikat. Hal ini sebagaimana dinyatakan dalam hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai berikut:
إذا دعا المسلم لأخيه بظهر الغيب قال الملك آمين ولك بمثله
Artinya: “ Apabila seorang Muslim mendoakan bagi saudaranya sesama Muslim di luar kehadirannya, malaikat akan menimpali dengan ucapan “Amin” dan semoga Anda memperoleh semacam itu” (HR Muslim).
Imam Nawawi menjelaskan yang dimaksud dengan بظهر الغيب “di luar kehadiran” adalah sebagai berikut:
Ùمعناه ÙÙŠ غيبة المدعوله ÙˆÙÙŠ سره
Artinya: “Yang dimaksud adalah orang yang didoakan tidak ada di tempat dan tidak sepengetahuannya.” (lihat dalam Shahih Muslim bi Syarh an-Nawawi [Muassasah Qurthubah: 1994], Cetakan II, juz 17, hal. 77).
Malaikat adalah makhluk Allah yang suci dari dosa karena tidak pernah berbuat maksiat kepada Allah. Mudah tidaknya pengabulan doa memang ada hubungannya dengan kesucian diri seorang pendoa sebagaimana hal ini disinggung Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam dalam sebuah haditsnya sebagai berikut:
Ø«Ùمَّ ذَكَرَ الرَّجÙÙ„ÙŽ ÙŠÙØ·Ùيل٠السَّÙَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ ÙŠÙŽÙ…ÙØ¯Ù‘٠يَدَيْه٠إÙÙ„ÙŽÙ‰ السَّمَاء٠يَا رَبّ٠يَا رَبّ٠وَمَطْعَمÙÙ‡Ù ØÙŽØ±ÙŽØ§Ù…ÙŒ وَمَشْرَبÙÙ‡Ù ØÙŽØ±ÙŽØ§Ù…ÙŒ وَمَلْبَسÙÙ‡Ù ØÙŽØ±ÙŽØ§Ù…ÙŒ ÙˆÙŽØºÙØ°ÙÙŠÙŽ Ø¨ÙØ§Ù„Ù’ØÙŽØ±ÙŽØ§Ù…Ù Ùَأَنَّى ÙŠÙØ³Ù’ØªÙŽØ¬ÙŽØ§Ø¨Ù Ù„ÙØ°ÙŽÙ„ÙÙƒÙŽ
Artinya: “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan tentang seorang laki-laki yang telah menempuh perjalanan jauh, sehingga rambutnya kusut dan berdebu. Orang itu mengangkat tangannya ke langit seraya berdoa: “Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku.” Padahal, makanannya dari barang yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram dan diberi makan dari yang haram, maka bagaimanakah Allah akan mengabulkan doanya?”(HR Muslim).
Malaikat sepanjang zaman tidak makan dan tidak minum, maka dzat mereka terbebas dari barang-barang haram sehingga doa yang dipanjatkannya atau diamininya mudah dikabulkan oleh Allah karena adanya kelebihan pada diri mereka dalam hal ini, yakni suci dari mengonsumsi barang-barang haram.
Mengamini doa sama dengan memanjatkan doa itu sendiri sebab kata آمين “amin” memiliki fungsi dan arti sebagai berikut: