Keluasan rezeki dapat berupa kenikmatan lahir yang bersifat duniawi seperti harta, kesehataan, anak-anak shaleh, dan kecukupan hidup, maupun kenikmatan batin seperti keimanan, makrifat kepada Allah, ketenangan, dan sebagainya.
Manusia harus meyakini bahwa manusia diciptakan tidak untuk dibiarkan begitu saja. Bukan hanya manusia, bahkan makhluk yang berada di dalam perut atau kulit manusia pun Allah cukupi kebutuhannya. Bayi yang baru lahir sudah disediakan rezeki berupa ASI (air susu ibu) sebagai sumber nutrisinya.
وَمَا Ù…Ùنْ دَابَّة٠ÙÙÙŠ الأرْض٠إÙلا عَلَى Ø§Ù„Ù„Ù‘ÙŽÙ‡Ù Ø±ÙØ²Ù’Ù‚Ùهَا ÙˆÙŽÙŠÙŽØ¹Ù’Ù„ÙŽÙ…Ù Ù…ÙØ³Ù’تَقَرَّهَا ÙˆÙŽÙ…ÙØ³Ù’تَوْدَعَهَا ÙƒÙلٌّ ÙÙÙŠ ÙƒÙØªÙŽØ§Ø¨Ù Ù…ÙØ¨Ùين٠(Ù¦) Ù€
“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi, melainkan Allah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)” (QS Hud [11]: 6). (RED)
Sumber: Nu.Or.Id