artis

Artis Senior Nani Widjaja Terima Penghargaan Honorary Award

Kamis, 20 Oktober 2022 | 15:27 WIB
Ilustrasi foto, Artis Senior Nani Widjaja (@pikiran-rakyat)

TOPMEDIA – Artis film senior Nani Widjaja terima penghargaan Honorary Award di Hari Ulang Tahun Sinematek Indonesia ke 47 (HUT Sinematek ke 47).

Penghargaan Honorary Award dari Sinematek Indonesia untuk Nani Widjaja diberikan karena ia memiliki kontribusi penting pembinaan dan pengayom karyawan Sinematek.

Selain artis Nani Widjaja juga ada sastrawan terpandang sekaligus mantan Rektor Institut Kesenian Jakarta periode 2016-2020 Seno Gumira Ajidarma turut mendapatkan penghargaan Honorary Award.

Baca Juga: Ini Daftar Seniman yang Menerima Penghargaan Honorary Award di HUT Sinematek Indonesia ke 47,

Sastrawan Seno Gumira Ajidarma telah memberikan banyak perhatian terhadap Sinematek Indonesia juga telah memberikan kontribusi penting sebagai pelaku seni budaya khusunya arsip film.

Honorary Award diadakan ke tiga kalinya sejak tahun 2019, penghargaan ini rutin atas terimakasih Sinematek Indonesia ke para pelaku seni budaya yang dianggap memiliki kontribusi pada kelangsungan dokumentasi khusunya arsip film Indonesia.

Diketahui sebelumnya, lembaga pengarsipan film Indonesa digagas Misbach Yusa Biran (Misbach) sejak 1970-an.

 Baca Juga: Sinopsis Drama Korea Little Women, Cek Link Nonton di Sini

Lembaga arsip film Indonesia (Sinematek Indonesia) berdiri pada 1975.

Dan dilaksanakan ketika Asrul Sani menjadi Rektor LPKJ (Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta)—sekarang IKJ (Institut Kesenian Jakarta).

Misbach menganggap Sinematek penting, ia dengan sungguh-sungguh menanggung segala risikonya bekerja dan membangun Sinematek Indonesia dari nol pada masa gubernur DKI Ali Saidkin.

 Baca Juga: Sinopsis dan Link Nonton Film The Whale, Terima Pujian di Venice Film Festival

Kala itu Sinematek Indonesia tidak ada anggaran. Akan tetapi Misbach menyatakan bersedia memimpin lembaga arsip film untuk sementara, tanpa gaji ataupun honorarium.

Misbach menyusun dokumentasi film Indonesia sejak mula, termasuk menemukan dan menyimpan film-film lama dari awal sejarah perfilman Indonesia tahun 1920-an.

Kerja ini, di tengah kesadaran masyarakat yang umumnya tidak menganggap penting dokumentasi, tentu saja menempuh jalan terjal.

Halaman:

Tags

Terkini