Langkah selanjutnya adalah peningkatan indeks pertanian. Data menunjukkan bahwa luas lahan sawah ATR/BPN tahun 2019 seluas 204.337 hektare, luas panen Januari-Desember 2020 seluas 325.334 hektare, estimasi indeks panen 2020 1,59, produktivitas (ku/ha) tahun 2020 50,87 dan produksi tahun 2020 sebanyak 1.655.098 ton. Untuk meningkatkan produktivitas lahan pertanian, pemerintah juga sudah mendistribusikan pupuk bersubsidi tahun 2021. Pupuk urea sudah terealisasi sebanyak 29.466,64 atau 38 persen dari kuota atau alokasi 76.557 ton. Pupuk ZA terealisasi 4 persen dari 908 ton, SP 36 terealisasi 24 persen dari 5.471 ton, NPK terealisasi 50 persen dari 28.755 ton, organik terealisasi 34 persen dari kuota 8.611 dan organik cair belum terealisasi dari total kuota 21.528 ton.
Pemprov Banten, kata Agus, juga mendorong pengembangan pertanian melalui rehabilitasi jaringan irigasi tersier. Sepanjang tahun 2015 hingga 2019 jaringan yang sudah direhabilitasi 73,255.
Sementara, jumlah alat mesin pertanian pra panen tahun 2015 hingga 2019 yang tersedia sebanyak 2.261 unit dan peralatan mesin petanian pasca panen sebanyak 854 unit.
Peralatan pra panen terdiri atas traktor roda dua, pompa air, rice transplanter dan cultivator. Sedangkan peralatan-peralatan mesin pertanian paaca panen antara lain, combine harvester kecil, combine harvester sedang, power tresher padi, rice milling unit, corn sheller dan lain-lain. "Jumlah penyuluh pertanian tahun 2019 sebanyai 565 orang, tahun 2018 sebanyak 569 orang dan tahun 2017 sebanyak 573 orang," kata Agus. (Adv – Biro Adpim Setda Provinsi Banten)