TOPMEDIA.CO.ID - Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Banten Tinawati Andra Soni membangun program kunjungan langsung ke perempuan-perempuan di desa.
"Tujuannya membangun motivasi perempuan di desa untuk memaksimalkan potensinya," kata Tinawati Andra Soni dalam acara Talk Show Banten Bisa di Radio Republik Indonesia (RRI) Banten, Selasa (22/4/2025), dalam rangka Peringatan Hari Kartini ke-144.
Tinawati menjelaskan, setelah dua bulan dilantik sebagai Ketua TP PKK Provinsi Banten, pihaknya sudah berkeliling ke delapan kabupaten/kota di Provinsi Banten. Bertemu dengan berbagai kalangan masyarakat, khususnya perempuan.
Baca Juga: Ketika Warisan Jadi Pemicu Konflik: Pelajaran dari Kasus Keluarga Darmawan
Pada momen peringatan Hari Kartini ke-144 Tahun 2025, Tinawati Andra Soni sudah mengunjungi langsung perempuan-perempuan inspiratif di Provinsi Banten.
Pada kesempatan peringatan Hari Kartini 2025 ini juga, TP PKK Provinsi Banten memberikan penghargaan kepada perempuan-perempuan inspiratif, yang telah banyak memberikan manfaat baik untuk dirinya dan lingkungannya dalam berbagai bidang.
Pemberian penghargaan dilaksanakan langsung dengan kunjungan rumah ke rumah dari para perempuan inspiratif tersebut.
"Untuk memberikan apresiasi sehingga bisa lebih semangat berkarya dan bisa menjadi motivasi bagi yang lainnya," kata Tina.
Dari berbagai pertemuan tersebut, Tinawati Andra Soni tergugah untuk membangun kesadaran-kesadaran kepada perempuan Provinsi Banten lainnya untuk bangkit dan berkarya untuk dirinya dan masyarakat sekitar.
"Untuk membangun kesadaran itu, saya akan terus membersamai para perempuan di Banten, khususnya di desa-desa," katanya.
Menurut Tinawati Andra Soni, para perempuan di desa-desa, memerlukan kunjungan secara langsung, karena masih terbatasnya akses infrastruktur dan informasi.
"Dengan kita semangat terjun langsung, semoga itu memacu semangat mereka untuk aktif dan berdaya," katanya.
Baca Juga: Gubernur Banten Andra Soni Terima Kunjungan Peserta PKDN Sespimti Polri Tahun 2025
Hal tersebut, berbeda dengan perempuan-perempuan di kota. "Perempuan di desa-desa harus dilakukan dengan pertemuan-pertemuan secara intens," katanya.