TOPMEDIA.CO.ID – Di kalangan masyarakat Indonesia, sudah menjadi tradisi untuk melaksanakan pernikahan mencari hari dan tanggal baik.
Sebagian orang berpandangan bahwa hari baik yang dimaksud akan mempengaruhi terhadap bahtera rumah tangga yang akan dijalani. Lalu, bagaimana cara untuk menyiasati hal demikian?
Mengenai tradisi mencari hari baik untuk melangsungkan pernikahan yang dikaitkan dengan keyakinan adanya peruntungan, nasib baik atau buruk, maka hal ini sudah memasuki wilayah akidah.
Sebagai umat muslim, mempercayai hari baik atau hari sial yang terkait nasib karena dilangsungkannya suatu pernikahan pada jam, hari, bulan dan/atau tahun tertentu sudah tergolong mempercayai ramalan, hal ini termasuk kufarat dan jelas dilarang.
Dalam persoalan akidah, meyakini hari-hari tertentu sebagai keberuntungan atau hari sial disebuit thiyarah. Rasululullah menyebut perbuatan tersebut sebagai kesyirikan. Sebagaimana disebutkan dalam hadis dari sahabat Ibn Mas’ud RA, Rasulullah SAW bersabda:
الطِّيَرَةُ شِرْكٌ، الطِّيَرَةُ شِرْكٌ، ثَلَاثًا
“Thiyarah itu syirik, thiyarah itu syirik…, (diulang tiga kali).” (HR Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah, dan yang lainnya. Syuaib Al-Arnauth mengatakan sanadnya sahih).
Kasus thiyarah ini yang terjadi pada sebagian masyarakat Indonesia seperti meyakini hari atau bulan tertentu tidak boleh melakukan hajatan, karena dianggap pada hari atau bulan itu akan memberi ancaman bencana.
Baca Juga: Terakhir Paling Bahaya, Inilah 5 Penyebab Urin Anda Berwarna Kuning Gelap
Sejatinya keyakinan seperti ini sama dengan keyakinan masyarakat Jahiliyah pada masa silam. Bagi masyarakat Jahiliyah, bulan Syawal adalah bulan pantangan untuk menikah. Untuk melawan keyakinan itu, Rasulullah SAW menikahi sebagian istrinya di bulan Syawal.
Beliau ingin membuktikan bahwa pernikahan bulan Syawal tidak memberi dampak buruk apapun bagi keluarga. Hal ini sebagaimana yang dikisahkan oleh Aisyah RA:
تزوجني رسول الله صلى الله عليه و سلم في شوال وبنى بي في شوال فأي نساء رسول الله صلى الله عليه و سلم كان أحظى عنده منى ؟ قال وكانت عائشة تستحب أن تدخل نساءها في شوال
“Rasulullah SAW menikahiku di bulan Syawal, dan mengadakan malam pertama denganku di bulan Syawal. Manakah istri beliau yang lebih mendapatkan perhatian beliau selain aku?” Salah seorang perawi mengatakan, “Aisyah menyukai jika suami melakukan malam pertama di bulan Syawal.” (HR. Muslim, An-Nasa’i, dan yang lain)
Imam Nawawi mengatakan: