Penulis: Deriel Venus Kurniawan (Mahasiswa Hukum Unpam PSDKU Serang)
TOPMEDIA.CO.ID - Demokrasi sebagai sistem pemerintahan yang menjunjung tinggi kedaulatan rakyat, telah lama menjadi simbol harapan bagi banyak negara. Sistem ini menawarkan janji kebebasan, kesetaraan, dan partisipasi publik dalam proses pengambilan keputusan. Namun, dalam praktiknya, demokrasi kerap menghadapi tantangan yang membuatnya jauh dari ideal yang dicita-citakan.
Pada tataran teori, demokrasi menjamin hak setiap individu untuk bersuara dan berpartisipasi. Namun, dalam realitas, praktik demokrasi sering kali didominasi oleh elit politik dan kepentingan kelompok tertentu. Fenomena ini menimbulkan ketimpangan akses terhadap kekuasaan dan membuat suara rakyat terpinggirkan.
Selain itu, demokrasi modern menghadapi tantangan global seperti populisme, polarisasi, dan manipulasi informasi di era digital. Kampanye politik yang sarat hoaks dan ujaran kebencian mencederai esensi demokrasi yang mengutamakan dialog dan rasionalitas. Keberadaan media sosial sebagai ruang diskusi publik sering kali malah memperdalam jurang perpecahan.
Baca Juga: Pendidikan Kewarganegaraan Antara Implementasi dan Kurikulum di Era Digital
Di sisi lain, harapan terhadap demokrasi tetap ada. Rakyat masih percaya bahwa melalui partisipasi aktif, pengawasan, dan pendidikan politik, demokrasi bisa diperbaiki. Demokrasi, bagaimanapun juga, adalah sistem yang hidup dari keterlibatan rakyatnya.
Dengan segala tantangannya, demokrasi tetap menjadi pilihan terbaik dibandingkan alternatif lainnya.
Namun, perlu kesadaran bersama untuk menjadikan demokrasi lebih inklusif, adil, dan mampu merepresentasikan kepentingan masyarakat secara utuh. Antara harapan dan realita, demokrasi membutuhkan peran aktif setiap elemen bangsa untuk menjaga dan memperjuangkannya.***