Hamil Sebelum Usia 20 Tahun Rawan Kena Penyakit Jantung, Mitos Atau Fakta?

photo author
- Rabu, 14 Februari 2018 | 12:15 WIB
Ilustrasi (Foto : Net)
Ilustrasi (Foto : Net)

TOPmedia - Menjalani kehamilan di usia berapapun sama-sama menyebabkan stres pada tubuh. Mulai dari berat badan naik drastis, rambut rontok, nyeri punggung, dan segelintir keluhan lainnya cukup sering dirasakan oleh ibu hamil.

Namun, bila Anda masih tergolong remaja dan kini sedang hamil, Anda mungkin akan menghadapi tantangan yang lebih besar. Penelitian baru-baru ini menemukan bahwa ibu muda lebih berisiko terkena penyakit jantung. Bagaimana bisa? Baca terus ulasan berikut ini.

Menurut Catherine Pirkle, Ph.D, seorang asisten profesor dari University of Hawaii di Manoa, Honolulu, membiarkan remaja menjalani proses kehamilan hingga melahirkan sebaiknya dihindari sedini mungkin. Hal ini didasari oleh penelitian yang dilakukan menggunakan data 1.047 wanita yang berusia 65 sampai 74 tahun yang diambil dari International Mobility in Aging Study (IMIAS) pada tahun 2012.

Setelah memperoleh informasi tentang usia kehamilan pertama pada tiap wanita tersebut, para peneliti menggunakan metode Framingham Risk Score (FRS) yang terdiri dari tes darah dan tes tekanan darah. Metode ini digunakan untuk memperkirakan risiko penyakit jantung dalam 10 tahun ke depan.

Hasil menunjukkan bahwa wanita yang menjalani kehamilan pertama sebelum usia 20 tahun ternyata mencetak skor yang lebih tinggi pada FRS. Artinya, mereka memiliki risiko lebih besar terkena penyakit jantung daripada wanita yang menjadi ibu di usia yang lebih tua (di atas 20 tahun).

Para periset menganggap hasil penelitian ini tergolong kuat dan akurat. Pasalnya, partisipan dalam penelitian berasal dari lima lokasi yang sangat berbeda sehingga tingkat validitasnya dianggap tinggi. Oleh karena itu, hal ini semakin menguatkan bahwa wanita yang sudah menjadi ibu sebelum usianya 20 tahun lebih berisiko terkena penyakit jantung di masa mendatang

Lantas, apa yang bisa dilakukan?

Berdasarkan penelitian tersebut, Catherine Pirkle menganjurkan agar para remaja tidak menjalani kehamilan di usia muda. Ini sebabnya diperlukan pendidikan seks dan keluarga berencana untuk membekali para remaja dari segi mental dan sosialnya.

Terlepas dari berbagai penyebab kehamilan pada remaja, mereka perlu dibekali pengetahuan tentang berbagai  risiko yang mungkin terjadi. Misalnya kemungkinan terkena obesitas, hipertensi, kolesterol tinggi, diabetes, dan merokok. Dengan menjauhi berbagai faktor risiko tersebut maka diharapkan dapat menghindarkan para remaja dari risiko penyakit jantung di masa depan.

 

 

 

Sumber : hellosehat.com

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Administrator

Tags

X