TOPMEDIA - Film Jepang dianggap sebagai salah satu jalan karir yang diwajarkan. Apalagi, banyak wanita yang tertarik dalam memerankan industri Japan Adult Video (JAV) ini.
Tidak bisa disingkarkan bahwa faktanya industri Film Jepang selalu mendapatkan pandangan negatif dari publik.
Meski begitu, masih banyak publik yang memang hobi dalam menonton Film Jepang dengan berbagai judul yang sudah dirilis.
Sebuah studio film Jepang yang memproduksi industri JAV di Tokyo mencoba mengungkap berbagai fakta terkait pekerjaan yang dianggap hina itu.
Salah satu seorang narasumber dari MOMOTARO mempunyai peran penting dalam industri JAV ini seorang wanita bernama, Rizu Suzuki.
Rizu Suzuki menyebut dirinya bekerja di MOMOTARO sebagai public relation, sales manajer hingga sutradara film JAV.
"Aku itu tipe pekerja yang bisa melakukan semuanya di perusahaan ini," ungkapnya dihimpun dari YouTube Nobita form Japan.
Tak bisa dipungkiri bila video bokeh Jepang ini bisa merusak mental anak - anak dan generasi muda.
Baca Juga: Industri Film Jepang Rilis Ribuan Judul Dalam Setahun, Rizu Suzuki Ungkap Pengalaman di Video Bokeh
Meski begitu, Rizu Suzuki menegaskan bahwa film Jepang yang diproduksinya ini hanya boleh ditonton oleh orang yang sudah dewasa.
"Kita sudah tahu bahwa industri ini mempunyai rating R-18. Jadi aku merasa film ini memang ditonton oleh orang dewasa saja yang miliki comon sense," katanya.
"Semua orang yang bekerja di industri Film Jepang mempunyai tanggung jawab untuk meningatkan para penonton mengenai hal tersebut," katanya melanjutkan.
Selain itu, kata Rizu Suzuki, jumlah artis film AV ini sangat meningkat pesat setiap tahunnya.
Meski ada beberapa aktor yang menjadikan pekerjaan tersebut hanyalah pekerjaan sampingan, sehingga banyak yang masuk dan pergi begitu saja.