TOPMEDIA.CO.ID - Pasca terbentuknya Komite wilayah (Rawa arum, Gerem, dan Warnasari) yang merupakan otoritas yang dibentuk atas dasar aspirasi dan keinginan kolektif masyarakat wilayah terdampak project pengembangan PT Lotte Chemical Indonesia pada 10 juni 2022.
Sebagai tanda syukur, akhirnya mereka menyelenggarakan acara ramah tamah dan penyerahan secara simbolik dana TSI (Tanggung jawab social lingkungan) kepada 3 wilayah terdampak.
"Dimana dana TISL tersebut merupakan kontribusi yang diberikan oleh para perusahaan lokal yang berdomisili di rawa arum, gerem dan warnasari," kata Ketua Komite Lotte Projeck, Edi Haryadi kepada wartawan, Selasa (26/7/2022).
Baca Juga: Berhenti 2 Tahun, Kelurahan Panggung Rawi Kembali Adakan FKMT di Kota Cilegon
Di mana, kata Dia, perusahaan-perusahaan tersebut sudah mulai menjalankan aktifitas usahanya di project lotte sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab social kepada masyarakat.
Dalam acara ini, lanjut Edi, komite juga mengundang perwakilan pemerintahan daerah dalam hal ini Lurah 3 wilayah dan 2 orang anggota DPRD Kota Cilegon yang berdomisili di rawa arum dan gerem.
"Acara penyerahan TJSL ini diharapkan jadi motivasi dan diadopsi oleh seluruh pihak yang melakukan aktifitas ekonomi di project totte," ucapnya.
Baca Juga: Musibah Odong-odong, Bupati Serang Berduka
"Selain aspek peluang usaha bagi pengusaha local dan tanggung jawab social lingkungan, komite 3 wilayah juga focus pada upaya penyerapan tenaga kerja," sambungnya.
Pada kesempatan ini juga, pihaknya ingin menyampaikan data sementara serapan tenaga kerja yang melalui platform komite yang sebarannya masih dikonsentrasikan pada 3 wilayah terdampak, diantaranya Rawa arum 54 orang, Gerem 46 orang dan Warnasari 48 orang.
"Seiring dengan meningkatnya aktivitas project dikemudian hari, maka komite meyakini serapan tenaga kerja ini akan juga ikut bertambah dan sangat mungkin sebaran wilayah serapannya pun semakin luas," tuturnya.
Baca Juga: Bupati Serang Tanam 8.000 Mangrove di Pesisir Lontar
Lanjut Edi, mengingat sangat besarnya nilai investasi yang ada, maka Komite juga melihat pentingnya kolaborasi agar sumber daya yang dimiliki oleh masyarakat Kota Cilegon juga relevan untuk menjawab tantangan dan peluang yang ada dalam project lotte.
"Karena sedari awal terbentuk Komite merupakan Lembaga yang terbuka dan menyadari bahwa peluang yang ada tidak mungkin dapat diserap seluruhnya oleh sumber daya yang ada di 3 wilayah terdampak," ucapnya.