TOPMEDIA - Siapa di sini yang sering top up e-wallet atau transfer antar bank, trus kena biaya admin?
Pernah kepikiran nggak sih, kalau semua biaya admin itu ditotalin, ternyata lumayan juga.
Nah, pengeluaran kecil yang rutin kaya gini ada sebutannya loh, yaitu latte factor!
Baca Juga: Ide Kreatif Bacaleg Muda Dapil Cipocokjaya Kota Serang, Bikin Lagu 'Fauzan Bae'
Latte factor dicetuskan oleh David Bach, dalam bukunya berjudul "The Latte Factor".
Konsep ini sebenarnya sederhana, di mana kita memiliki pengeluaran kecil yang dikeluarkan secara rutin.
Sehingga, tanpa disadari menghabiskan biaya yang lebih banyak dari yang kita bayangkan.
Baca Juga: Administrasi Publik Bina Bangsa Laksanakan Kuliah Bareng Praktisi
Bach menyebutkan salah satu contoh latte factor adalah membeli kopi.
Misalnya, A adalah seorang karyawan yang memiliki kebiasaan membeli kopi saat bekerja.
Harga kopi per cup Rp25 ribu, maka dalam 20 - 24 hari kerja selama satu bulan, A menghabiskan Rp 500 ribu sampai Rp 600 ribu hanya untuk membeli kopi.
Itulah yang disebut dengan latte factor.
Namun, nggak hanya kopi loh, ada berbagai macam pengeluaran lain, seperti membeli cemilan, air mineral kemasan, rokok dan biaya lainnya yang dikeluarkan rutin.
Dilansir dari Forbes, ternyata, konsep latte factor dari David Bach ini sempat menimbulkan kontroversi.
Artikel Terkait
Video Penyiksaan Terhadap Anak Kecil di Posting di Akun Instagram Nikita Mirzani, Ini Wajah Pelaku
Viral Video Seorang Anak Kecil Disundut Rokok Hingga Diinjak Sepatu Hak, Netizen : Gua Kasih Rp 20 Juta
Sukses Gelar Open House New House dan New Life23, Perumahan Bumi Rakata Asri Mendapatkan Penghargaan Dari BSI
PKS Kota Serang Raih Penghargaan WTP pada LHP atas LPJ Banparpol tahun 2022, Hasan Basri : Alhamdulillah
Nikita Mirzani Posting Penyiksaan Anak di Instagram, Zaskia Gotix: Bangsat, Pengen Gue Injek Juga Palanya!
Administrasi Publik Bina Bangsa Laksanakan Kuliah Bareng Praktisi
Ide Kreatif Bacaleg Muda Dapil Cipocokjaya Kota Serang, Bikin Lagu 'Fauzan Bae'