islami

Mirip Dengan Kondisi Saat Ini? Inilah 10 Tanda Akhir Zaman Menurut Hadist Nabi Muhammad SAW

Selasa, 26 Januari 2021 | 15:39 WIB
Ilustrasi

TOPmedia – Perlu  ditekankan terlebih dahulu bahwa judul ini tidak dimaksudkan untuk menakut-nakuti terjadinya kiamat, bukan juga malampaui kapasitas bak peramal yang mangait-ngaitkan kondisi terkini dengan yang akan terjadi. Ini hanya semacam perenungan tentang hadits-hadits akhir zaman yang puncaknya bertujuan untuk semakin bersemangat dalam menyiapkan bekal untuk Hari Akhir.

Kalau dibaca dan diamati hadits-hadits mengenai tanda-tanda akhir zaman –baik yang kecil maupun besar; yang terjadi maupun yang belum terjadi– ada kesamaan pola yang bisa dicatat, yaitu: banyak sekali tanda-tanda akhir zaman yang sudah terjadi bahkan sejak di abad pertama kelahiran Islam. Kelaharin Nabi Muhammad ï·º sendiri, menurut keterangan hadits, juga menunjukkan akhir zaman.

Oleh karena itu, ketika di sini dikemukakan 10 tanda mengenai akhir zaman yang mirip dengan kondisi saat ini, maka itu bukan berarti memastikan atau menentukan tapi hanya sebagai bahan renungan agar umat Islam lebih bersiap untuk menyiapkan bekal akhirat.  Kalau di zaman Nabi saja dikatakan kiamat sudah dekat, terlebih di masa sekarang yang sudah 15 abad lebih.

Pertama, terangkatnya ilmu. Maksud dengan terangkatnya ilmu di sini adalah banyaknya ulama yang diwafatkan. Kematian ulama disebut sebagai tanda akhir zaman. Ketika mereka banyak yang meninggal, maka itu artinya sebagian ilmu dicabut Allah dari bumi. Akibat sosialnya, masyarakat kehilangan suluh untuk menerangkan setiap persoalan agama yang ingin mereka tanyakan.

Ada beberapa hadits terkait tanda ini, di antaranya:

إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ: أَنْ يُرْفَعَ العِلْمُ وَيَثْبُتَ الجَهْلُ، وَيُشْرَبَ الخَمْرُ، وَيَظْهَرَ الزِّنَا

“Sesungguhnya diantara tanda-tanda kiamat adalah diangkatnya ilmu dan merebaknya kebodohan dan diminumnya khamer serta praktek perzinahan secara terang-terangan.” (HR. Bukhari)

Dalam hadits yang lain, yang dimaksud diangkatnya ilmu bukanlah sekaligus, tapi dengan diwafatkannya ulama. Sabda Nabi:

إِنَّ اللَّهَ لاَ يَقْبِضُ العِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنَ العِبَادِ، وَلَكِنْ يَقْبِضُ العِلْمَ بِقَبْضِ العُلَمَاءِ، حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالًا، فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ، فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا

“Sesungguhnya Allah tidaklah mencabut ilmu sekaligus mencabutnya dari hamba, akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan cara mewafatkan para ulama hingga bila sudah tidak tersisa ulama maka manusia akan mengangkat pemimpin dari kalangan orang-orang bodoh, ketika mereka ditanya mereka berfatwa tanpa ilmu, mereka sesat dan menyesatkan.” (HR. Bukhari).

Pada masa pandemi ini, satu persatu ulama diambil oleh Allah. Bukan saja di Indonesia, di luar negeri pun demikian. Fenomena semacam ini seyogianya membuat mukmin semakin semangat dan wasapada. Semangat menyiapkan bekal akhirat, dan waspada dalam memilah dan memilih ulama untuk berkonsultasi

Kedua hingga kelima: (2) banyak terjadi gempa, (3) waktu terasa berjalan cepat, (4) timbul berbagai fitnah, (5) banyak terjadi pembunuhan. Ini sesuai dengan sabda Rasulullah ï·º.

لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقْبَضَ العِلْمُ، وَتَكْثُرَ الزَّلاَزِلُ، وَيَتَقَارَبَ الزَّمَانُ، وَتَظْهَرَ الفِتَنُ، وَيَكْثُرَ الهَرْجُ – وَهُوَ القَتْلُ القَتْلُ – حَتَّى يَكْثُرَ فِيكُمُ المَالُ فَيَفِيضَ

“Tidak akan terjadi hari kiamat kecuali setelah hilangnya ilmu, banyak terjadi gempa, waktu seakan berjalan dengan cepat, timbul berbagai macam fitnah, Al Haraj -yaitu pembunuhan- dan harta melimpah ruah kepada kalian.” (HR. Bukhari).

Halaman:

Tags

Terkini