TOPMEDIA – Berikut ulasan singkat tentang sejarah Festival Film Indonesia (FFI). Pemberian penghargaan tertinggi bagi para pelaku Film Indonesia, kini FFI 2022 memasuki yang ke-42 bertajuk Perempuan.
Penyerahan penghargaan tertinggi bagi para pelaku Film Indonesia kali pertama diselenggarakan pada tahun 1955 hingga kini. Simak sejarah Festival Film Indonesia atau FFI berikut ini.
Ragam perkembangan tiap tahun dan penambahan sistem seleksi unggulan mulai digunakan pada tahun 1979. Berikut sekilas sejarah Festival Film Indonesia atau FFI.
Baca Juga: Link Nonton dan Sinopsis Film KKN Desa Penari 2022, Misteri di Desa Terpencil
Festival Film Indonesia atau FFI memberikan penghargaan Piala Vidia untuk film televisi pada tahun 2006, 2011, 2012, 2013, hingga 2014. Pada tahun 2015, Piala Vidia ditiadakan. Selengkapnya sekilas sejarah Festival Film Indonesia di Festival Film Indonesia 2022.
Dilansir cineverse, tahun 1955, dunia perfilman menjadi industri yang menguntungkan bagi perusahaan sehingga menimbulkan persaingan berbagai negara.
Film Malaysia sempat menarik perhatian banyak penonton kelas menengah ke bawah di Indonesia, lalu tergantikan oleh film India. Keadaan bioskop-bioskop kelas satu hanya menerima pemutaran film dari Amerika Serikat.
Baca Juga: Sinopsis dan Link Nonton Film Luca, Cek Ulasan Lengkapnya di Sini!
Tokoh film Indonesia, diantaranya Usmar Ismail dan Djamaluddin Malik, mendirikan Festival Film Indonesia (FFI).
Tujuan pembuatan Festival Film Indonesia untuk menarik perhatian masyarakat yang saat itu cenderung memilih film asing.
Dikutip dari laman FFI, Festival Film Indonesia pertama kali diselenggarakan oleh Yayasan Film Indonesia pada 30 Maret-5 April 1955 di Jakarta dengan nama lain ‘Pekan Apresiasi Film Nasional’ atau kerap disebut sebagai ‘Pra–FFI’.
Baca Juga: Sinopsis dan Link Nonton Film The Whale, Terima Pujian di Venice Film Festival
Penyelenggaraan Festival Film Indonesia sempat tidak diadakan selama tiga tahun akibat kondisi politik tanah air.
Festival kembali diadakan pada tahun 1960 di Jakarta pada tanggal 21-25 Februari dengan pemenang film terbaiknya, ‘Turang’ yang disutradarai oleh Bachtiar Siagian yang juga menjadi Sutradara Terbaik.
Pada tahun 1966, Piala Citra dirancang oleh seorang seniman patung, (Alm) Gregorius Sidharta, dan diberikan kepada FFI.