advertorial

Bentuk Perhatian Kepada Kelompok Tani, Pemprov Banten Serahkan Bantuan 120 Hand Traktor

Kamis, 1 Juli 2021 | 14:37 WIB

SERANG, TOPmedia – Dalam upaya membantu kesejahteraan para petani, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten secara terus menerus memberikan perhatian secara penuh. 

Seperti halnya kali ini, Pemprov menyerahkan, bantuan 120 hand tractor dari Gubernur Banten, H. Wahidin Halim, kepada Kelompok Tani yang tersebar di empat (4) Kabupaten dan satu (1) Kota. Bantuan inipun, sebagai bentuk rasa kepedulian dari Pemprov Banten kepada para petani. Supaya hasil panen dapat memenuhi terget yang diinginkan.

Bantuan hand tractor dari Gubernur Banten tersebut secara simbolis diserahkan oleh Kepala Dinas Pertanian Agus M Tauchid kepada perwakilan Kelompok Tani di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Drangong, Kota Serang, Rabu (23/6/2031).

Seusai penyerahan, Agus M Tauchid mengatakan, penyerahan bantuan hand tractor dari Pemprov Banten adalah bentuk upaya Pemprov Banten dalam pemulihan ekonomi masyarakat di tengah pandemi Covid-19. "Pemberian hand tractor dari Pemprov Banten kepada 120 kelompok tani di empat Kabupaten dan satu Kota Serang, menunjukkan bahwa Pak Gubernur Banten dan Pak Wakil Gubernur Banten begitu perhatian terhadap para petani dan sektor pertanian di Banten," ungkap Agus seusai penyerahan hand traktor.

Tidak sampai disitu, Agus juga menjelaskan, 120 Kelompok Tani (Poktan) yang mendapat bantuan tersebut, yang tersebar di Kabupaten Lebak sebanyak 34 Poktan, Kabupaten Pandeglang 33 Poktan, Kabupaten Serang 31 Poktan, Kabupaten Tangerang 18 Poktan, serta Kota Serang sebanyak 4 Poktan.

Menurut Agus, bantuan hand tractor merupakan salah satu upaya Pemprov Banten dalam meningkatkan produksi padi.  "Banten saat ini termasuk sembilan besar produsen beras tertinggi di Indonesia dan tahun ini target kita bisa naik ke posisi delapan besar," jelasnya. Dan, tambah Agus, tahun ini ditargetkan bisa menempati posisi nomor 8 di Indonesia.

Tak lupa, Agus memastikan, hand tractor diberikan secara gratis dan tidak ada tebus-menebus dalam proses pemberian bantuan tersebut. Poktan penerimaannya pun dipastikan sudah masuk dalam Simluhtan (Sistem Penyuluh Pertanian). "Pak Gubernur memberikan bantuan di saat para petani membutuhkan bantuan di tengah pandemi Covid-19 saat ini. Diharapkan ini bisa menumbuhkan sektor lain, seperti terciptanya lapangan pekerjaan," ungkapnya.

Sementara itu, Salah satu petani penerima bantuan Sanara dari Kelompok Tani Sekar Mekar Desa Cimentrung, Kecamatan Cadasari, Pandeglang, ia mengaku bersyukur atas bantuan hand traktor tersebut. "Alhamdulilah bantuan dari Provinsi Banten, berupa hand tractor kami terima dengan baik. Kami ucapkan terima kasih karena sudah sangat peduli terhadap para kelompok tani. Sekali lagi terima kasih kepada Pak Gubernur dan Pak Wakil Gubernur karena kami sudah dibantu," tutupnya dengan singkat seraya mengakhiri wawancara.

Seperti disebutkan Agus, berdasarkan data pada rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Pusat pada tanggal 1 Maret 2021, Provinsi Banten menempati posisi sembilan (9) besar produsen beras secara Nasional tahun 2020. Dengan luas panen 325.333 ha, Provinsi Banten mampu menghasilkan padi 1.655.170 ton GKG (Gabah Kering Giling) atau setara 937.815 ton beras. Sedangkan diketahui, Hand Traktor merupakan salah satu alat yang diciptakan di Cina, dengan fungsi utamanya adalah untuk mengolah tanah.

Namun, pada sebenarnya hand tractor memiliki banyak fungsi, seperti pompa air, alat prosesing, trailer, dan sebagainya. Alat ini diharapkan akan berguna di wilayah Indonesia, khususnya Banten, yang terkenal sebagai negara agraris. Sebab itulah, Pemprov Banten memberikan hand traktor kepada para petani, supaya dapat meningkatkan produksi hasil tani dengan tanah yang subur.

Bantuan tersebut, memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Badan Pusat Statistik (BPS) Banten untuk Nilai Tukar Petani (NTP) Bulanan Menurut Subsektor di Provinsi Banten dari tahun 2020-2021 berada di atas angka 100.

NTP merupakan indikator proxy kesejahteraan petani.  NTP > 100, berarti petani mengalami surplus. Harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya.  Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya. NTP = 100, berarti petani mengalami impas. Kenaikan/penurunan harga produksinya sama dengan persentase kenaikan/penurunan harga barang konsumsi. Pendapatan petani sama dengan pengeluarannya.  NTP< 100, berarti petani mengalami defisit. Kenaikan harga produksi relatif lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan harga barang konsumsinya. Pendapatan petani turun, lebih kecil dari pengeluarannya.

Untuk NTP bulanan pada 2020 yaitu, NTP Gabungan : January 105,14 persen, Febuary 105,49 persen, Maret 106,01 persen, April 106,01 persen, Mei 103,61 persen, Juni 101,45 persen, Juli 99,69 persen, Agustus 100,32 persen, September 101,20 persen, Oktober 101,97 persen, November 100,82 persen, Desember 100,82 persen.

Untuk Perikanan, pada bulan January 100,42 persen, Febuary 99,50 persen, Maret 99,40 persen, April 98,22 persen, Mei 97,96 persen, Juni 98,47 persen, Juli 97,33 persen, Agustus 97,60 persen, September 97,45 persen, Oktober 97,67 persen, November 97,75 persen, Desember 98,73 persen.

Halaman:

Tags

Terkini

Manipulasi Keuangan Indofarma dan Citra Buruk BUMN

Kamis, 5 Desember 2024 | 19:07 WIB

5 Primer Terbaik Untuk Kulit Berjerawat

Selasa, 18 Juli 2023 | 09:29 WIB